USKUP AGUNG SEMARANG
MGR.IGNASIUS SUHARYO
GEREJA KATEDRAL SEMARANG
Gereja khususnya keuskupan agung semarang sedang mendengungkan habitus baru,baik baru selesai konggres ekaristi di gua kerep Ambarawa juga mengajarkan untuk umat 2 ikan 5 roti yang diharapkan umat peduli akan lingkungan sekitar untuk berbagi dengan orang yang lemah dan tersingkir.Tetapi disatu pihak umat berharap Gereja juga peduli akan kenyataan disekitar Gereja sendiri yang banyak pembenahan. Gereja terutama uskup sebagai yang tertinggi pada hirarkhi Gereja lokal juga diharapkan powernya untuk mempengaruhi minimal pada yayasan baik pendidikan maupun pelayanan kesehatan yang memakai nama "katolik" untuk peduli dengan minimal pegawainya, jangan sampai gedungmya megah2 tetapi kesejahteraan pegawainya kalah dengan yayasan lain diluar katolik. bahkan mungkin saja pegawainya tidak pernah bisa menikmati fasilitas yang digelutinya misal:seoramg guru diyayasan katolik mau menyekolahkan diyayasan katolik saja tidak mampu,atau orang yang bekerja di yayasan kesehatan bila sakit saja tidak mampu berobat dirumah sakit katolik. ini sungguh ironis dan menyakitkan. Dalam hal ini Gereja khususnya uskup harus turun tangan. Karena bagaimanapun nama baik Gereja ikut terpengaruh dengan hal ini.Mengapa? karena kebanyakan mereka yang mempunyai adalah orang2 berjubah,jangan sampai jubah membuat gerah bukan berkah.Ini bukan untuk mengadili tetapi untuk refleksi kita bersama.Untuk yang paling dasar cobalah mendengar keluh kesah nereka yang terlibat didalamnya.Ini belum pegawai rumah tangga di paroki , memang orang yang bekerja di bidang itu tidak semata2 karena materi,tetapi juga merasul tetapi kan tidak boleh mencekoki mereka dengan ayat2 supaya tidak minta perbaikan nasib atau menakuti mereka akan di PHK bila mereka minta perbaikan kesejahteraan.