Jumat, 22 Mei 2020

Maranatha

"MARANATHA": DOA KUNO KRISTEN DALAM SALAH SATU BAHASA YANG DIUCAPKAN YESUS.

Oleh : Daniel Esparza 

Ungkapan bahasa Aram ini hanya muncul sekali dalam Perjanjian Baru.

"Maranatha" adalah frasa bahasa Aram (bukan satu kata) yang muncul hanya sekali dalam Perjanjian Baru, di akhir Surat Pertama Paulus kepada jemaat Korintus.

Menemukan frasa bahasa Aram dalam surat Yunani yang dikirim ke gereja Yunani mungkin tampak sedikit aneh. Tetapi ungkapan itu, pada saat itu, telah menjadi semacam sintesis dari harapan dan semangat Gereja Mula-Mula.

Bahkan, frasa tersebut muncul juga dalam bab ke sepuluh dari kitab Didache,
 dengan demikian jelas menjadi bagian dari tradisi para Bapa Apostolik. Bahkan, beberapa penulis mengklaim (misalnya, the late Benedictine John Main, terilhami oleh the Conferences of St. John Cassian) kalimat ini, karena menjadi begitu pendek, sudah digunakan sebagai formulasi awal setara Doa kepada Yesus dari Gereja Timur:  Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah aku, orang berdosa . Doa ini (terlepas dari formula yang dipilih seseorang untuk digunakan, baik "Doa Yesus" atau "Maranatha") sering diulang terus-menerus sebagai bagian dari praktik pertapaan pribadi, telah dihargai oleh para Bapa Spiritual dari kebanyakan tradisi Kristen sebagai suatu metode yang dapat mewujudkan Doa Hati , yang dianggap sebagai "Doa Tanpa Henti" yang dianjurkan Paulus dalam Suratnya kepada Gereja Roma .

Tetapi apa arti frasa “Maranatha”? Itu tergantung pada bagaimana kata / frasa itu sendiri terpecah . Terlebih lagi, kedua pilihan tersebut memiliki makna teologis dan spiritual yang berbeda.

Tidak sepenuhnya jelas apa kemungkinan formula "asli" yang sebenarnya, tetapi jika kita memutuskan untuk membaca frasa sebagai Marana Tha , maka formula tersebut menyertakan seruan/vokatif di sebelah kata kerja dalam bentuk perintah/imperatif. Artinya, frasa itu akan dibaca sebagai meminta (atau bahkan, menuntut!) Tuhan untuk datang: "Ya Tuhan, datanglah!" Ini, memang, jenis ungkapan yang ditemukan dalam Kitab Wahyu (Wahyu 22,20) dan di akhir Surat Pertama Paulus untuk Gereja Korintus (1 Korintus 16:22).

Namun, jika kita lebih suka memecah frasa dengan mengatakan Maran Atha , maka artinya berubah secara radikal: itu menjadi penegasan, sebuah pernyataan keyakinan yang secara jelas menyatakan "Tuhan kita telah datang," yang setara dengan jenis klaim yang ditemukan dalam Roma 10: 9 dan 1 Korintus 12: 3, di mana Paulus menegaskan "Yesus adalah Tuhan."

Dalam kedua kasus itu, Maranatha adalah penegasan iman kepada Tuhan yang menjadi manusia dan hidup di antara kita (lih. Yoh 1, 14) dan yang akan datang kembali. Ini adalah ungkapan mesianis yang mengekspresikan iman kepada Inkarnasi dan harapan akan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. 

Sumber : Aleteia