Kaligrafi Injil Mateus 5
Di Sedes sapientiae Semarang kedatangan seorang tamu dari Perancis.Ia sedang menempuh pendidikan s2 dan kebetulan suaminya bekerja di Balik Papan. Satu hal yang menarik dari tamu tersebut yaitu Faustine adalah setiap ia dari kapel matanya merah seperti mau menangis,sehingga teman-teman bertanya mengapa? Ia pun menjawab bahwa ia sangat menyesal mengapa ayah dan ibunya hanya mentradisikan ia kegereja pada natal dan paskah saja?. Ternyata hingar bingar kemapanan ekonomi seseorang tetap membutuhkan yang rohani. maka ketika ia pamit ada satu pesan untuknya jangan lupa kegereja. dan penulis berpesan juga supaya ia memulai gebrakan baru diperancis untuk mendidik anak-anaknya kehidupan gerejawi sehingga Perancis sebagai anak sulung Gereja menjadi barometer kekristenan di eropa.Bagai mana para relegius ? Terutama para Serikat Yesus kalau dahulu sebagai motor kontra reformasi dan barisan terdepan pendidikan masak membangkitkan semangat kehidupan menggereja dieropa tidak mau? kalau diindonesia para mahasiswa dan intelektual suatu agama dapat membuat semarak kehidupan beragama begitu semarak saya yakin para intelektual katolik lebih dari mampu. jadi bukannya mampu atau tidak mampu tetapi mau apa tidak.Ingat Roh kudus memang selalu menjaga Gereja tetapi Ia juga butuh kerja sama kita semua.Ingat sudah berapa biara yang tutup dieropa? sudah berapa gereja yang berubah fungsi? Bahkan berubah menjadi tempat ibadah agama lain. Kalau perkembangan agama lain di sana begitu pesat,mengapa Gereja Katolik malah mundur? Marilah abad ini sebagai awal kebangkitan gereja di Eropa, bagi yang disini kita berdoa terus menerus untuk Gereja diEropa.
Katedral Notre Dome Perancis
Hai orang katolik Perancis, kapan gereja ini beralih fungsi menjadi tempat ibadah agama lain? bila anda apatis terhadap kehidupan menggereja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar