Jumat, 06 Februari 2015

Beriman dengan Heroik

Heroik
Ada seorang istri yang begitu mencintai suaminya,ia begitu mengidolakan suaminya yang baik hati, rendah hati,menjadi teladan hidup,juga ia tertarik dengan agama suaminya (katolik),dengan ajaran2nya.Tapi ia belum juga mau masuk dalam keluarga Gereja katolik.Dan ketika ia ditanya,” mau menunggu apalagi kok belum juga bersedia di baptis?’. Dia menjawab : Ada banyak orang di Gereja Katolik dimana mereka tidak yakin akan kebenaran agamanya, termasuk suamiku.kalau dia memandang bahwa agamanya sama dengan agama lain, hanya beda dalam peribadatan,untuk apa aku masuk di suatu agama dimana umatnya saja tidak yakin bahwa agamanya paling baik?.bukankah akan lebih baik aku tetap pada agamaku sekarang? Kan katanya sama.”
Jawaban yang bisa jadi menampar cara keimanan kita selama ini yang suka agar aman dan nyaman.Kita kadang atas nama “toleransi “ atau biar dianggap orang katolik itu “baik” justru menyembunyikan kebenaran yang hakiki.Hendaknya kita berkaca pada para martir.Para martir walaupun disiksa dan dibunuh, begitu yakin bahwa imannya adalah paling benar,maka mereka tidak gentar mempertahan imannya walaupun kehilangan nyawanya sekalipun.Inilah yang sering membuat gentar para penganiayanya.Dan dikemudian hari banyak diantara para penganiayanya justru menjadi Kristen karena teladan kegigihan para martir dalam mempertahankan imannya.Ternyata cara beriman yang heroic inilah yang dikehendaki Yesus. Dan cara beriman yang heroic inilah yang seharusnya menjadi magnet bagi kita ditengah2 situasi yang dengan segala cara agar kita berusaha tidak menghidupinya lagi.
Mencintai sesama adalah wajib atau harus, entah siapapun mereka,tetapi mewartakan kebenaran iman juga juga tidak boleh dipinggirkan.Keduanya bisa berjalan bersama dan saling melengkapi.
Mengapa para misionaris asing begitu gigih dan setia dalam misinya terutama di daerah2 terpencil? Itu tidak lain karena keyakinan akan kebenaran imannyalah yang menjadi inspirasi dan sumber kekuatan.Dan ketika spirit itu hilang diantara kita orang2 pribumi,disaat itulah misi menjadi kendor, dan kita gagap ketika menggantikan mereka yang satu persatu sudah menghadap Sang Khalik.
Selamat merenungkan,Selamat beraktivitas para pembaharu Gereja.Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: