Rabu, 21 Januari 2015

Belajar Apa yang Diimani

Banyak sekali dari kita yang menganggap bahwa kalau seseorang sudah baptis, maka seakan2 pengetahuan agama kita sudah lengkap, komplit dan menguasai dan selesai. Maka gak perlu lagi mendalami ajaran2 iman kita (Sebagian dengan pembenaran diri yang penting perbuatan bukan teori dan doktrin2), padahal sejarah kekristenan justru dipenuhi suatu konsili2 yang notaben tentang teori atau doktrin, sebab dengan dasar itulah Gereja bergerak. Bila dasarnya salah maka lenyaplah Gereja sebagai tiang penopang kebenaran.
Maka keadaan inilah yang sedikit banyak membuat orang mengalami kebosanan dalam beriman , hambar dan kering karena melakukan hanya karena kewajiban dan rutinitas tanpa pemaknaan yang mendalam.maka peluang ini di ketahui benar oleh para penyesat yang mencari domba2 yang baru kering dan haus serta kelaparan iman. (Maka tepat bahwa banyak orang katolik yang menjadi ayam yang kelaparan dilumbung padi). Belajar itu sepanjang hayat, kalau Gereja ini sudah berjalan 2000 th tidak mungkin penghayatan iman Gereja bisa dipelajari hanya dalam 52 pertemuan.
Baptis bukan menjadikan kita selesai belajar tetapi harusnya menjadi awal kita belajar, belajar dengan motivasi, pikiran dan cara pandang baru. Yaitu cara pandang yang dipenuhi Roh Kudus, cara pandang sebagai Anak-anak Allah, cara pandang sebagai anak-anak terang.
Yahweh Tibi Benedictas.

Tidak ada komentar: