Maria dari Guadalupe.
Penampakan ini mungkin kurang popular dibandingkan penampakan yang lain, bukan karena kurang spektakuler, tetapi kebetulan terjadinya tidak di eropa saja yang menyebabkannya.
Penampakan ini yang meninggalkan bukti berupa gambar Bunda Maria pada tilma(= mantol kasar yang dipakai suku Indian di Mexico), telah membuat jutaan orang Indian bertobat dan minta dibaptis . Sebuah jumlah yang cukup menggantikan jutaan orang eropa yang meninggalkan Gereja Katolik.Setiap terjadi penampakan Maria selalu saja terjadi pertobatan masal kepada Kristus.Maria memang Bunda Gereja.Jadi hanya orang yang tertutup mata hati dan pikirannya yang menganggap Maria menjadi pesaing Yesus.
Dibawah ini saya copykan dari page Yesaya
Pada subuh yang dingin 9 Desember 1531, seorang petani yang sudah menjadi duda dalam usia 50 tahun, yang belum lama dibaptis dan menggantikan namanya dari “Elang Bernyanyi” menjadi Juan Diego, keluar dari rumahnya di desa Tolpetlac dekat Guauhtitlan Mexico. Ia bergegas pada Sabtu pagi itu menuju Tlatelolco untuk ikut ambil bagian dalam Misa. Ia memang setiap hari menghadiri Misa. Pagi itu ia berjalan melintasi beberapa punggung bukit menuju Tlatelolco dekat Mexico City.
Sementara menyusuri jalan, ia mendengar suara orang menyanyi. Suara seorang perempuan. Dari tempat suara, ia melihat awan putih muncul membentuk pelangi. Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari tengah-tengah awan dan menjadi terang benderang. Ia melihat seorang perempuan yang amat cantik rupawan berdiri di depan awan. Pakaiannya berkilau keemasan.
Juan Diego menunduk dalam sikap berlutut. Perempuan itu kemudian berkata dalam bahasa setempat, bahasa Nahuatl: “Anakku, Juan Diego, kemanakah engkau hendak pergi?” Juan Diego menjawab, “Yang mulia, saya dalam perjalanan menuju gereja di Tlatelolco untuk menghadiri Misa.” Selanjutnya Bunda Maria meminta Juan Diego untuk pergi ke kediaman Uskup dan mengatakan kepadanya bahwa Bunda Maria menginginkan sebuah gereja dibangun di bukit di mana ia menampakkan diri sebagai penghormatan kepadanya.
Juan Diego bergegas ke kediaman Mgr Zumarraga, Uskup Mexico. Ia ragu-ragu, ia menyadari dirinya sebagai seorang Indian yang tak dikenal. Menjelang malam, ia datang kembali ke bukit. Bunda Maria sudah menunggu di sana. Juan minta agar Bunda Maria mengirim orang lain saja untuk menghadap Uskup. Katanya, “Saya hanya seorang yang miskin. Saya merasa tidak layak hadir di tempat Uskup. Maafkan saya, ya Ratu. Saya tidak bermaksud menyakiti hatimu.” Tetapi Bunda Maria menegaskan bahwa ia menghendaki Juan dan bukan orang lain. Sebab itu, keesokan harinya Juan memberanikan diri menghadap Bapa Uskup. Uskup mengajukan sejumlah pertanyaan dan mengatakan bahwa jika benar ia adalah Bunda Allah, maka ia perlu memberi bukti.
Pada tanggal 12 Desember, Bunda Maria menampakkan diri lagi kepada Juan. Ia mengajak Juan Diego mendaki sebuah bukit yang gersang, hanya kaktus dan belukar yang tumbuh di sana. Tetapi, setibanya Juan di sana, bukit itu dipenuhi bunga-bunga mawar segar yang berembun dan harum mewangi. Bunda Maria mengambil mawar-mawar yang telah dipetik dan merangkaikannya di dalam lipatan-lipatan TILMA smile emoticon mantol kasar yang dipakai suku Indian di Mexico) Juan.
Ketika Juan tiba di kediaman Uskup, Juan harus menunggu lama karena dihalang-halangi para penjaga yang dengan penuh rasa ingin tahu berusaha mengambil mawar-mawar dari mantol Juan. Namun, begitu mereka mengulurkan tangan, mawar-mawar itu seperti terpateri di mantol Juan sehingga mereka tidak dapat mengambilnya. Di hadapan Uskup, Juan membuka tilmanya dan mawar-mawar pun berjatuhan ke lantai. Di tilma Juan terlukis gambar Bunda Allah dalam pakaian Indian. Tangannya terkatup dalam sikap berdoa, rambutnya yang hitam lembut terurai sampai ke bahunya. Wajahnya bulat oval dengan matanya setengah tertutup. Senyum merekah di bibirnya. Uskup Juan de Zumarraga jatuh berlutut. Airmata mengalir membasahi pipinya ketika ia berdoa mohon ampun karena kurang percaya. Kemudian Uskup membawa tilma Juan Diego ke dalam kapel dan meletakkannya di depan Sakramen Mahakudus.
Di kemudian hari, diadakan penyelidikan yang cermat dan teliti atas lukisan di mantol Juan Diego. Besarnya lukisan itu kurang lebih 1,50 meter. Bunda Maria mengenakan mantol berwarna hijau kebiru-biruan berhiaskan 46 bintang emas, tiap-tiap bintang brujung delapan. Jubah Bunda Maria berwarna merah jambu dengan sulaman bunga-bunga berbenang emas, sangat indah. Tepian leher dan lengan bajunya dilapisi kulit berbulu halus yang putih metah. Sebuah bros dengan salib hitam di tengah-tengah menghiasi lehernya. Di sekeliling tubuhnya bergemerlapanlah gelombang dari cahaya emas di atas latar belakang merah padam. Di pupil mata kanan Bunda Maria tergambar tiga sosok, yaitu Juan Diego, Juan Gonzalez - penerjemah, dan Uskup Zumarraga. Lukisan Santa Perawan Maria dari Guadalupe kini ditempatkan di Basilika Santa Perawan Maria dari Guadalupe di Mexico City yang didirikan pada tahun 1977.
Pada tanggal 12 Oktober 1945 Paus Pius XII mengumumkan Bunda Maria dari Guadalupe sebagai “Ratu semua orang Amerika.”
Deo Gratias!, Ave Maria.
Penampakan ini mungkin kurang popular dibandingkan penampakan yang lain, bukan karena kurang spektakuler, tetapi kebetulan terjadinya tidak di eropa saja yang menyebabkannya.
Penampakan ini yang meninggalkan bukti berupa gambar Bunda Maria pada tilma(= mantol kasar yang dipakai suku Indian di Mexico), telah membuat jutaan orang Indian bertobat dan minta dibaptis . Sebuah jumlah yang cukup menggantikan jutaan orang eropa yang meninggalkan Gereja Katolik.Setiap terjadi penampakan Maria selalu saja terjadi pertobatan masal kepada Kristus.Maria memang Bunda Gereja.Jadi hanya orang yang tertutup mata hati dan pikirannya yang menganggap Maria menjadi pesaing Yesus.
Dibawah ini saya copykan dari page Yesaya
Pada subuh yang dingin 9 Desember 1531, seorang petani yang sudah menjadi duda dalam usia 50 tahun, yang belum lama dibaptis dan menggantikan namanya dari “Elang Bernyanyi” menjadi Juan Diego, keluar dari rumahnya di desa Tolpetlac dekat Guauhtitlan Mexico. Ia bergegas pada Sabtu pagi itu menuju Tlatelolco untuk ikut ambil bagian dalam Misa. Ia memang setiap hari menghadiri Misa. Pagi itu ia berjalan melintasi beberapa punggung bukit menuju Tlatelolco dekat Mexico City.
Sementara menyusuri jalan, ia mendengar suara orang menyanyi. Suara seorang perempuan. Dari tempat suara, ia melihat awan putih muncul membentuk pelangi. Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari tengah-tengah awan dan menjadi terang benderang. Ia melihat seorang perempuan yang amat cantik rupawan berdiri di depan awan. Pakaiannya berkilau keemasan.
Juan Diego menunduk dalam sikap berlutut. Perempuan itu kemudian berkata dalam bahasa setempat, bahasa Nahuatl: “Anakku, Juan Diego, kemanakah engkau hendak pergi?” Juan Diego menjawab, “Yang mulia, saya dalam perjalanan menuju gereja di Tlatelolco untuk menghadiri Misa.” Selanjutnya Bunda Maria meminta Juan Diego untuk pergi ke kediaman Uskup dan mengatakan kepadanya bahwa Bunda Maria menginginkan sebuah gereja dibangun di bukit di mana ia menampakkan diri sebagai penghormatan kepadanya.
Juan Diego bergegas ke kediaman Mgr Zumarraga, Uskup Mexico. Ia ragu-ragu, ia menyadari dirinya sebagai seorang Indian yang tak dikenal. Menjelang malam, ia datang kembali ke bukit. Bunda Maria sudah menunggu di sana. Juan minta agar Bunda Maria mengirim orang lain saja untuk menghadap Uskup. Katanya, “Saya hanya seorang yang miskin. Saya merasa tidak layak hadir di tempat Uskup. Maafkan saya, ya Ratu. Saya tidak bermaksud menyakiti hatimu.” Tetapi Bunda Maria menegaskan bahwa ia menghendaki Juan dan bukan orang lain. Sebab itu, keesokan harinya Juan memberanikan diri menghadap Bapa Uskup. Uskup mengajukan sejumlah pertanyaan dan mengatakan bahwa jika benar ia adalah Bunda Allah, maka ia perlu memberi bukti.
Pada tanggal 12 Desember, Bunda Maria menampakkan diri lagi kepada Juan. Ia mengajak Juan Diego mendaki sebuah bukit yang gersang, hanya kaktus dan belukar yang tumbuh di sana. Tetapi, setibanya Juan di sana, bukit itu dipenuhi bunga-bunga mawar segar yang berembun dan harum mewangi. Bunda Maria mengambil mawar-mawar yang telah dipetik dan merangkaikannya di dalam lipatan-lipatan TILMA smile emoticon mantol kasar yang dipakai suku Indian di Mexico) Juan.
Ketika Juan tiba di kediaman Uskup, Juan harus menunggu lama karena dihalang-halangi para penjaga yang dengan penuh rasa ingin tahu berusaha mengambil mawar-mawar dari mantol Juan. Namun, begitu mereka mengulurkan tangan, mawar-mawar itu seperti terpateri di mantol Juan sehingga mereka tidak dapat mengambilnya. Di hadapan Uskup, Juan membuka tilmanya dan mawar-mawar pun berjatuhan ke lantai. Di tilma Juan terlukis gambar Bunda Allah dalam pakaian Indian. Tangannya terkatup dalam sikap berdoa, rambutnya yang hitam lembut terurai sampai ke bahunya. Wajahnya bulat oval dengan matanya setengah tertutup. Senyum merekah di bibirnya. Uskup Juan de Zumarraga jatuh berlutut. Airmata mengalir membasahi pipinya ketika ia berdoa mohon ampun karena kurang percaya. Kemudian Uskup membawa tilma Juan Diego ke dalam kapel dan meletakkannya di depan Sakramen Mahakudus.
Di kemudian hari, diadakan penyelidikan yang cermat dan teliti atas lukisan di mantol Juan Diego. Besarnya lukisan itu kurang lebih 1,50 meter. Bunda Maria mengenakan mantol berwarna hijau kebiru-biruan berhiaskan 46 bintang emas, tiap-tiap bintang brujung delapan. Jubah Bunda Maria berwarna merah jambu dengan sulaman bunga-bunga berbenang emas, sangat indah. Tepian leher dan lengan bajunya dilapisi kulit berbulu halus yang putih metah. Sebuah bros dengan salib hitam di tengah-tengah menghiasi lehernya. Di sekeliling tubuhnya bergemerlapanlah gelombang dari cahaya emas di atas latar belakang merah padam. Di pupil mata kanan Bunda Maria tergambar tiga sosok, yaitu Juan Diego, Juan Gonzalez - penerjemah, dan Uskup Zumarraga. Lukisan Santa Perawan Maria dari Guadalupe kini ditempatkan di Basilika Santa Perawan Maria dari Guadalupe di Mexico City yang didirikan pada tahun 1977.
Pada tanggal 12 Oktober 1945 Paus Pius XII mengumumkan Bunda Maria dari Guadalupe sebagai “Ratu semua orang Amerika.”
Deo Gratias!, Ave Maria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar