Rabu, 21 Januari 2015

Gereja Katolik Di bully


Dalam Suatu pembicaraan santai dengan teman2 dari berbagai agama yang menitikberatkan pada relegiusitas, bukan syariat, mereka sempat menanyakan sbb: Mengapa Gereja Katolik seakan2 diam jika sedang “dibully” oleh kaum ateis, sekuler dan juga fundamentalis?. Mereka mencari keuntungan dari “sikap baik Gereja katolik”.Sayapun pura2 bertanya : contohnya apa?. Mereka menjelaskan misal : kasus inkusisi spanyol, sikap kolot Gereja pada penemuan diberbagai ilmu pada abad pencerahan dan juga tentang bahwa dahulu hanya kaum berjubah yang boleh membaca kitab suci umat dilarang membaca..Bukankah tidak ada ajaran resmi Gereja katolik tentang inkusisi? kalau kasus itu kasus local (Spanyol) yang dibumbui intrik2 politik dan ambisi pribadi maka Gereja Semesta tidak boleh serta merta di adili dong. sama kalau ada kasus Gereja katolik di Indonesia kan itu tidak mewakili seluruh Gereja. tapi sering Gereja Katolik secara keseluruhan diadili .kasus terbaru kan pelecehan seksual.Bukankah di agama lain juga terjadi? tapi kan orang tidak sertamerta mengadili agama yg bersangkutan.. Terus masalah penemuan IPTEK menurut kamu bagaimana? mis: kasus Galileo?, Tanya mereka kepadaku.Sayapun akhirnya menjawab: kasus2 penemuan teori ilmu pengetahuan yang membuat mereka dihukum bukan teori atau penemuannya tetapi yang dikecam Gereja jika teori yang dikemukakan atau dengan penemuan itu ,mereka( sipenemu ) berkeyakinan bahwa “kitab suci tidak benar atau sesat” itu yang dikecam Gereja. Maka bila mereka tidak menarik kembali pendapatnya itu bahwa kitab suci salah maka Gereja mengekskomunikasikan mereka. jadi bukan penemuan atau teorinya yang dikecam Gereja. ini yang hampir sebagian besar umat katolikpun tidak tahu karena mereka dicekoki pelajaran sekolah yang notaben “sekuler”.Tentang mengapa kitab suci dahulu hanya boleh dibaca oleh orang2 tertentu? karena:
1. kaum awam pada saat itu banyak yang tidak terpelajar, kalaupun terpelajar mereka belum tentu dapat menafsirkan kitab suci dengan benar sesuai yang diimani oleh para Rasul dan Gereja pada umumnya. bukankah sekarang terbukti bahwa jika semua orang boleh menafsirkan kitab suci setiap hari berdiri sekte2 baru dan denominasi2 baru? bukankah hamper separuh perjalanan Gereja disibukkan oleh kaum bidaah?
2.Karena Gereja Katolik berpandangan bahwa kuasa mengajar itu pada Gereja bukan pribadi. jadi tidak boleh setiap orang berada dimimbar.
3. Kalau Gereja anti Ilmu pengetahuan pasti dunia tidak akan menjumpai bahwa Gereja Katolik terdepan dalam sekolah, rumah sakit dan karya karikatif lain bukan?
Terus tentang indulgensi, bukankan praktek membayar surat indulgensi bukan ajaran resmi Gereja? tetapi itu adalah ambisi sebagian pejabat Gereja local (Jerman) agar dapat mengumpulkan dana sebanyak2nya. mereka kan mencari muka di hadapan Vatikan. jadi itu kasus local bukan kebijakan resmi Roma.Kebetulan memang sebagian kaum berjubah hidupnya tidak bisa dijadikan teladan jadi hal itu dengan mudah digunakan propaganda anti Gereja.
kita tidak boleh mengadili kasus masa dengan persepsi sekarang karena nilainya akan sangat berbeda. Salomo yang mempunyai istri, selir dan gundik yang banyak tidak boleh diadili dengan etika masa kini yang cenderung monogam, perjuangan orang Israel ketika menduduki tanah kanaan tidak boleh diadili dengan hukum internasional masa kini,keinginan Abraham untuk mengorbankan anaknya tidak boleh diadili dengan istilah KDRT jaman modern bukan?
Dan mereka(teman2 di arena pembicaraan) ternyata mengamininya. Mereka sepakat bahwa kita tidak boleh menggeneralisasikan suatu masalah, setiap jaman ada hukum dan etika yang berbeda,perlu dialog dan yang terpenting Gereja harus menyampaikan kebenaran sesungguhnya bukan hanya diam.Dan memang dalam sejarah berbagai agama pasti ada sisi suram tetapi bukan salah agamanya. yang terpenting bagaimana kita belajar menjadi lebih baik untuk kedepan. kita dan Gereja memang belajar menuju kesempurnaan, supaya seperti harapan Yesus karena Bapa adalah sempurna.
Deo Gratias!

Tidak ada komentar: