Rabu, 21 Januari 2015

Gereja dan Bidaah

Hampir setengah dari sejarah Kekristenan direpotkan dengan ajaran2 bidaah, mulai jaman para Rasul sampai abad modern ini. Untuk membedakan gereja para bidaah dan Gereja yang benar, para bapa memberi istilah pada Gereja yang benar adalah dengan nama Gereja Katolik yaitu Gereja dalam persekutuan dengan para uskup(ajaran para rasul), maka istilah “katolik” sudah ada sejak mula gereja berdiri(dalam alkitab berbahasa yunani istillah ini ada), maka gereja2 orthodok tertentu menggunakan katolikos untuk pemimpin mereka, dalam pengertian pemimpin dari Gereja yang benar.bidaah juga hampir memporakporandakan Gereja. maka setiap muncul bidaah, Gereja menggelar konsili mengapa? karena Gereja harus menjadi penopang kebenaran karena jika Gereja diam maka itu merupakan sebuah kesalahan fatal karena Gereja sebagai pemegang kunci kkerajaan surge dan penjaga deposit iman yang benar berkewajiban membawa domba2nya pada jalan yang benar..masalah orang mau mengikuti ajaran yang benar dari gereja katolik atau tidak itu sudah urusan pribadi, mungkin beda dengan sekte2 yang mengikuti selera umat atau pemimpinnya agar tidak ditinggalkan umat atau untuk menarik sebanyak mungkin umat. Tapi di Gereja katolik justru sebaliknya,maka pernah ada seorang Paus yang mengatakan: jika seandainya semua orang katolik murtad ,Gereja katolik tidak akan kompromi dengan mengubah ajarannya. saya dahulu juga dininabobokan bahwa hal2 relegius dengan pengertian itu adalah masalah pribadi dan pembenaran diri bahwa katolik ajarannya kan kasih sehingga saya diam ketika orang luar mempropagandakan bahwa ajaran katolik salah sehingga tiba saat saya melihat satu persatu saudara seiman keluar dari Gereja, tapi saya sadar bahwa sikap itu adalah tidak benar.sekian puluh orang yg saya kenal yang keluar dari Gereja berawal dari paham relativisme (paham bahwa semua agama sama) sedikit saja yang keluar Gereja karena ancaman pihak lain. maka ketika seseorang penganut paham ini sedikit saja mendapat keuntungan dari luar saat itu juga mereka keluar Gereja dengan alasan pembenaran bahwa semua agama sama.Untuk apa para pendahulu kita rela mengorbankan harta keluarga dan jiwa untuk kebenaran jika semua agama dan gereja sama? bukankah sebelum Kristus datang kedunia juga ada orang baik?.
Jika ada orang katolik secara pribadi atau Gereja secara resmi mendeklarasikan suatu ajaran salah dan ajaran Gereja Katolik benar ( disertai dasar biblis)pasti ada sebagian orang yang marah dan kecewa. Mereka dapat dikategorikan 3 macam:
1. Orang di luar Gereja Katolik
Yang dimaksud adalah orang yang merasa kesempatannya terhambat untuk menarik sebanyak mungkin orang katolik mengikuti ajarannya. Karena semakin banyak orang katolik yang mengetahui kebenaran semakin kecil peluangnya (ingat anggota Gereja Katolik adalah aset untuk calon2 dombanya).langkah pertama mereka adalah menanamkan paham relativisme pada orang katolik dan paham kasih yang dimanipulasi, nah setelah orang katolik mengikuti paham ini kesempatan dia membawa si katolik ke komunitasnya lebih mudah.Pernah suatu saat saya bertemu dengan orang2 ini, mereka pertama2 mengatakan, kita kan mengimani Yesus yang sama jadi kita bisa bersekutu dan berdoa bersama2 karena kita bersaudara dan ajaran kita adalah kasih, kita tidak boleh fanatic terhadap agama kita kita hanya boleh fanatic pada Tuhan kita.Dan ujung2nya mengajak saya untuk beribadah di gerejanya dengan aneka kegiatan2 yang sangat2 menarik.
2. Mantan katolik
Yang dimaksud disini adalah mantan katolik yang dulu keluar dari Gereja karena mengganggap ajaran Gereja katolik sesat, maka setelah tahu yang sebaliknya dia tidak kembali ke pangkuan Gereja tapi justru marah karena kecewa atau mau kembali kepangkuan Gereja tapi malu atau tidak mau melepas sesuatu kenyamana yang sekarang ini diperolehnya.
3. Orang katolik sendiri.
Yang dimaksud disini adalah orang2 yang selama ini telah melaksanakan paham relativisme, yaitu yang mengijinkan salah satu orang terdekatnya meninggalkan Gereja. Entah anak, pasangannya atau yang lain. Maka jika ada orang yang mengungkapkan kebenaran mereka merasa tertampar.Pernah saya dicela ketika posting kebenaran Gereja Katolik, Dia mencela bahwa teori2 keagamaan gak penting yang penting adalah perbuatan, iman gak usah dipamer2kan.Bukankah konsili2 berlarut2 karena juga konsep kebenaran? Sebab kalau konsep atau ajarannya sudah salah sangat2 berbahaya bagi umat.Saya lebih menghargai seorang penjahat yang mengajarkan kebenaran dari pada orang benar yang mengajarkan kesalahan, atau diam ketika terjadi ketidak benaran.Iman harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan dihadapan manusia baik lewat perbuatan maupun kata2. Deo Gratias.

Tidak ada komentar: