.
Belajar dari orang2 sederhana
Pada suatu acara jalan2
sekeluarga secara tidak sengaja, keluarga tersebut melewati gereja kecil
yang akan mengadakan ibadat sabda.Maka sambil melepaskan lelah dan juga
ingin menikmati suasana yang berbeda, maka keluarga itu mengikuti
ibadat sabda di stasi kecil tersebut yang anggota2 gereja tersebut bisa
dikatakan hanya terdiri dari satu keluarga besar.Karena keramahan umat
maka keluarga dari kota itu diundang untuk istirahat di rumah salah satu
umat.
“Mari pak, silahkan masuk, tapi ya seperti inilah rumah
kami,Maaf ya rumahnya jelek dan masih berlantai tanah lagi, juga maaf
kursinya kotor dan sudah reot.” Sapa si tuan rumah.
“ tidak apa2 kok
pak, ketulusan bapak sudah berkenan mengundang kami ke rumah, sudah
suatu anugerah yang bisa jadi tidak dilakukan orang kota, walaupun itu
teman kerja kami.” Jawab sitamu.
Setelah berbasa-basi sampailah si
tuan rumah berkata,” Pak saya ini, bagi sebagian orang adalah orang
bodoh dan gila.mengapa demikian? Karena saya selalu memilih sesuatu yang
tidak lazim bagi sebagian orang desa ini.Dahulu ketika orang2 berlomba2
untuk KB saya tidak melakukannya sehingga anak saya ada 4, sehingga
saya hanya bisa menyekolahkan anak2 setingkat sekolah menengah.Dan
ketika suatu saat orang2 katolik disini banyak yang membiarkan anak2nya
nikah beda agama sehingga banyak yang meninggalkan Gereja, saya tetap
kukuh pada pendirian saya, saya hanya merestui anak saya menikah jika
mereka mendapatkan jodoh yang seiman, maka ketika suatu saat anak saya
dilamar orang yang punya kedudukan penting , dan punya harta yang cukup,
dan kami menolak , maka saya dicap, sebagai orang bodoh yang tak tahu
diuntung, tidak katolik dsb .bagi mereka orang katolik harusnya tidak
fanatic, menghormati iman orang lain, mengakui hak2 asasi orang lain dan
tidak alergi dengan iman orang lain.Tapi untungnya anak2 saya tetap
menghormati pendirian saya.Sekarang anak2 saya sudah mendapatkan jodoh
orang katolik walaupun ada yang hanya sekedar jadi buruh bangunan,
satpam dan juga petani.Anak saya yang sekolah sampai SMA juga sering
ditawari suatu pekerjaan asal meninggalkan agama katolik, tetapi selalu
kami tolak tawaran itu .Saya mengatakan kepada anak2 bahwa,” kita
mungkin tidak kaya, tetapi Allah pasti tak membiarkan kita kelaparan
sampai meninggal hanya karena kita katolik, asal kita mau bekerja keras
dengan cara yang benar”.Maka bila gereja sini hanya punya umat beberapa
gelintir dan boleh jadi hanya terdiri dari satu keluarga besar ya benar
juga.Dahulu disini banyak sekali umatnya bahkan banyak yang menjadi
orang penting, tetapi ya itu mereka banyak yang meninggalkan Gereja,
dimulai para pemudanya dan akhirnya ortunya juga.Padahal mereka2 itu
orang yang sekolah tinggi lho! Bahkan katekis pertama desa ini sekarang
juga sudah tidak katolik lagi.Tapi jika saya berpendirian seperti mereka
mungkin gereja kecil ini sudah tidak ada lagi.jadi gereja ini sekarang
masih berdiri ya sedikit banyak karena orang bodoh dan gila seperti saya
ini,” (tuan rumah berkata sambil tertawa malu)
Si tamu secara
spontan berkata,” Bapak, Gereja tidak butuh orang yang berpendididkan
tinggi dan kaya tapi tak setia pada imannya walaupun itu seorang jendral
sekalipun, para murid Yesus adalah orang2 sederhana tetapi mereka
adalah orang2 yang setia pada imannya.Bagi saya , bapak adalah katekis
yang sesungguhnya.Lalu menurut bapak apa yang membuat umat disini
mengalami perjalanan iman yang seperti itu?”.
Jawab si tuan rumah,”
karena mereka kehilangan misi tertinggi yaitu apapun yang kita buat dan
kerjakan harusnya dalam rangka mewartakan Kristus pada orang
lain”.Tetapi semangat itu hilang ketika ada yang mengajarkan bahwa
membuat orang menjadi katolik atau menjadi pengikut kristus bukan lagi
tujuan Gereja katolik, tetapi memperjuangkan nilai2 kebenaran adalah
tujuan utama, maka sekarang orang2 disini berpandangan, mengapa repot2
cari jodoh seiman, bila di agama lain lebih mudah?Buat apa tetap di
katolik tapi susah cari pekerjaan jika menjadi tidak katolik lebih
menjanjikan?untuk apa memberi pelajaran agama ke desa2 tetangga(bagi
katekis) , kalau mau menjadi katolik ya silahkan datang, kalau gak mau
atau karena kesibukan lain ya terserah, toh tidak katolik asal
perbuatannya baik juga dapat masuk surga dan masih banyak lagi, kalau
saya ungkapkan gak cukup dalam satu hari pak.”
Setelah dirasa cukup
lama bertamu orang kota itupun pamit pulang, walaupun sebenarnya dia
masih ingin berlama-lama untuk menimba sesuatu dari tuan rumah.
Dalam mobilnya dia terhenyak dan begitu tertampar oleh curahan hati si
tuan rumah.Selama ini dia adalah teladan di bidangnya dan tempat
kerjanya tetapi dia tidak sedikitpun berani menunjukkan imannya ,
rumahnya jauh dari simbul2 katolik dengan harapan dia tidak terganjal
dalam karirnya,Dia membela diri bahwa katolik itu di hati bukan hanya
sekedar simbul, bahkan istrinya yang bekerja di lembaga katolik, hanya
bekerja keras demi keharuman dan kejayaan lembaga itu tanpa ada
sedikitpun berusaha mewartakan Kristus pada orang lain(sehingga gak ada
bedanya dengan lembaga2 sosial lainnya).Sekali lagi dia dan keluarganya
harus menata ulang apa yang selama ini diamininya.Sekarang dia
berpikir, kalau yang penting perbuatan, mengapa para martir rela
memberikan nyawanya demi imannya? Bukankah dahulu juga ada orang2 baik
walaupun tidak mengimani Kristus?mengapa para misionaris rela
meninggalkan semuanya demi mewartakan Kristus?.kalau misi tertinggi
yaitu memperkenalkan Kristus pada orang lain tidak ada pada para martir,
mampukah kekristenan akhirnya menaklukan kerajaan Romawi setelah 300 th
dianiaya? Kalau misi tertinggi bukanya memperkenalkan Kristus pada
orang lain, lalu apa maksud wasiat Yesus sebelum naik ke surge, Pergilah
keseluruh dunia, dan jadikanlah mereka muridku dan baptislah dalam nama
Bapa, Anak dan Roh kudus?.Dalam hatinya dia berjanji untuk Sekali lagi
dia harus merenungkannya dalam2 sebagai langkah menuju perjalanan hidup
selanjutnya .
Selamat merenungkan, Tuhan Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar