Rabu, 21 Januari 2015

Dialog

Ini sebagian dari dialog2 pribadi dengan teman-teman waktu kuliah dahulu dalam kost diantara 22 teman kost yang berkepercayaan lain.
Suatu saat, teman saya bertanya: Mengapa kitab sucimu ada banyak versi? Bukankah itu menandakan bahwa kitab sucimu tidak asli, dipalsukan dan bukan Firman Allah? Banyak kok temanmu yang sudah meninggalkan imanmu karena tau kebenaran ini? Beda dengan kitabku kan?.
Sayapun tersenyum sambil berkata : Allah membiarkan kitab suciku banyak versi biar jelas mana yang asli dan mana yang palsu. Bisa sih kitab yang tidak sama dengan kanon yang diakui semua dibakar dan dimusnahkan bahkan orang yang menyimpannya di kejar-kejar?( Sama dengan bisa saja Allah melenyapkan iblis biar semua orang menjadi baik),tapi itu justru malah tidak bisa dipertanggungjawabkan menurut ilmu pengetahuan dan kerahiman Allah. Kita bisa mengatakan ini emas asli jika ketika disaat yang sama kita bisa menunjukkan yang bukan emas kan?Bagaimana saya bisa mengatakan ini asli tapi tidak bisa menunjukkan yang palsu?. Bukankah Allah membiarkan gandum dan ilalang tumbuh bersama-sama, biar jelas bagi semua orang perbedaan gandum dan ilalang.Allah tidak membutuhkan tindakan konyol umat dengan memusnahkan kitab yang tidak asli.
Kalau menurut saya asli dan tidaknya suatu kitab itu sabda Allah atau bukan sejauh mana setiap janji Allah dalam kitab suci itu di tepati oleh Allah atau tidak. Dan sampai sekarang tidak ada kitab yang mengagumkan saya melebihi kekaguman saya pada Alkitab, mengapa? karena semua janji2 Allah dalam perjanjian Lama ditepati secara cermat dalam perjanjian baru.Setiap firman yang keluar dari Mulut Allah tidak akan kembali kepadaNya dengan sia2.
Saya juga tidak pernah diajari kalau kitab suciku asli seperti ini dengan mengatakan sampai huruf2nya tidak berubah, karena setiap periode masa ada ejaan yang diikuti.Jadi kitab dinamakan suci karena disitu memuat Sabda yang Illahi, bukan karena bahasa dan huruf. Jangan2 nanti kitab suci pakai bahasa A huruf B maka kitab suci bisa diperlakukan seenaknya sedang kalau ditulis dengan bahasa C dan huruf D harus dengan hormat. Kalau begitu yang suci bukan isinya tetapi hurufnya dong.

Tidak ada komentar: